Rabu, 29 Februari 2012

MEMPERHATIKAN SHOLAT-SHOLAT SUNNAH


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

إِنَّنِي أَناَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَناَ فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha 14)

وَيُنْدَبُ قَضاَءُ نَفْلِ مُؤَقَّتٍ إِذاَ فاَتَ كاَلعِيْدِ وَالرَّوَاتِبِ وَالضُّحَى لاَ ذِيْ سَبَبٍ كَكُسُوْفٍ وَتَحِيَّةٍ وَسُنَّةِ وُضُوْءٍ

Disunnahkan untuk meng-qodlo shalat sunnah yang memiliki waktu jika tertinggal, seperti shalat lebaran, shalat rowatib dan shalat dluha. Tetapi tidak untuk meng-qodlo shalat sunnah yang memiliki sebab, seperti shalat gerhana, shalat tahiyyatul mesjid dan shalat sunnah wudlu.

وَمَنْ فاَتَهُ وِرْدُهُ أَيْ مِنَ النَّفْلِ المُطْلَقِ نُدِبَ لَهُ قَضاَؤُهُ وَكَذَا غَيْرُ الصَّلاَةِ وَلاَ حَصْرَ لِلنَّفْلِ المُطْلَقِ

Juga disunnahkan meng-qodlo shalat sunnah mutlak yang tertinggal, apabila ia telah rutin dilakukan, ini sama halnya dengan selain shalat. Shalat sunnah mutlak itu tidak terbatas.

Meng-qodlo shalat sunnah yang memiliki waktu adalah berdasarkan hadits yang sangat populer, yaitu :

مَنْ ناَمَ عَنْ صَلاَةٍ أَوْ نَسِيَهاَ فَلْيُصَلِّهاَ إِذَا ذَكَرَهاَ

Artinya :
Barangsiapa tertidur sehingga tertinggal melaksanakan shalat, atau ia lupa melaksanakan shalat, maka hendaknya segera melaksanakan shalat itu apabila sudah ingat (meng-qodlo). (HR. Muslim)

Juga berdasarkan hadits berikut :

وَِلأَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى بَعْدَ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْ الفَجْرِ وَبَعْدَ العَصْرِ الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَغَيْرُهُ

Karena baginda Nabi SAW pernah meng-qodlo shalat sunnah subuh dan shalat sunnah Asar dua raka’at setelah terbit Matahari, tepatnya setelah Dzuhur (HR. Muslim dan yang lainnya)

Hadits lainnya :

مَنْ ناَمَ عَنْ وِتْرِهِ أَوْ سُنَّتِهِ فَلْيُصَلِّ إِذَا ذَكَرَهُ رواه أبو داود بإسناد حسن

Barangsiapa tertidur sehingga tertinggal shalat witir atau shalat sunnah lainnya maka hendaklah melakukan qodlo apabila ingat. (HR. Abu Daud) dengan sanad (periwayat) yang baik.
Shalat sunnah yang tidak bisa diqodlo ialah shalat sunnah yang memiliki sebab, seperti shalat gerhana. Karena melakukan shalat gerhana harus pada saat terjadi gerhana. Jika gerhana sudah hilang maka tidak dapat diqodlo. Berikut penjelasan Ulama Syekh Muhmmad Syato dalam kitab I’anathu-Thalibin :

أَىْ لاَ يُنْدَبُ قَضَاءُ نَفْلِ ذِيْ سَبَبٍ وَذَلِكَ ِلأَنَّ فَعْلَهُ لِعاَرِضِ السَّبَبِ وَقَدْ زَالَ فَلاَ يُقْضَى

Artinya :
Tidak disunnahkan meng-qodlo shalkat sunnah yang memiliki sebab, karena melakukan shalat sunnah ini jika terjadi hal baru yaitu gerhana, jika gerhana itu hilang maka tidak dapat diqodlo.

Shalat sunnah Istisqo sama seperti shalat gerhana, ia tidak dapat diqodlo.

Alasan disunnahkan meng-qodlo shalat sunnah adalah supaya hawa nafsu tidak dibiarkan dalam keadaan malas, agar cenderung selalu giat beribadah “MEMPERHATIKAN SHALAT SUNNAH” selalu memperhatikan perintah Allah, walau itu hukumnya sunnah, sehingga merasa bersalah apabila tidak melakukannya. Tidak sampai menyepelekan shalat sunnah, yang pada akhirnya akan mendapatkan keridloan Allah SWT. Berikut penjelasannya :

أَيْ لِئَلاَّ تَمِيْلُ نَفْسُهُ إِلىَ الدُّعَةِ وَالرَّفاَهِيَّةِ

Artinya :
Agar hawa nafsunya tidak cenderung memiliki sifat pemalas (dalam beribadah) dan tidak merasa senang atau bangga (ketika suatu ibadah sunnah tertinggal).

Seperti halnya disunnahkan meng-qodlo shalat sunnah, juga disunnahkan meng-qodlo ibadah sunnah lainnya yang sudah rutin.

Berikut redaksinya :

أَيْ وَكَذَلِكَ يُنْدَبُ قَضاَءُ الوِرْدِ الفاَئِتِ مِنْ غَيْرِ الصَّلاَةِ لِماَ قَدَّمْناَ

Artinya :
Demikian pula disunnahkan meng-qodlo shalat sunnah, ialah meng-qodlo ibadah rutin yang tertinggal yang bukan shalat,


URUTAN KEUTAMAAN SHALAT SUNNAH

وَقاَلَ فىِ المَجْمُوْعِ أَفْضَلُ النَّفْلِ عِيْدُ أَكْبَرٍ فَأَصْغَرٌ فَكُسُوْفٌ فَخُسُوْفٌ فاَسْتِسْقاَءٌ فَوِتْرٌ فَرَكْعَتاَ فَجْرٍ فَبَقِيَّةُ الرَّوَاتِبِ فَجَمِيْعُهاَ فيِ مَرْتَبَةٍ وَاحِدَةٍ فاَلتَّرَاوِيْحُ فاَلضُّحَى فَرَكْعَتاَ الطَّوَافِ وَالتَّحِيَّةُ وَالإِحْرَامُ فاَلوُضُوْءُ

Artinya :
Imam An-Nawawiy berkata dalam kitab-nya, Al-Majmu’ ; Urutan shalat sunnah yang paling utama ialah shalat sunnah Idul Ahda, kemudian disusul shalat sunnah Idul Fitri, shalat sunnah gerhana matahari, shalat sunnah gerhana bulan, shalat sunnah Istisqo, shalat sunnah Witir, shalat sunnah Subuh, kemudian shalat sunnah Rowatib lainnya, semua Rowatib (yang selain shalat sunnah subuh) ialah satu martabat, kemudian shalat sunnah Tarawih, shalat sunnah Dluha, shalat sunnah Towaf, shalat sunnah Tahiyyatul mesjid, shalat sunnah Ihrom dan terakhir shalat sunnah Wudlu.

Daftar Pustaka : Fathul Mu’in – Syekh Zaenuddin Al-Malaberiy
I’anatuth-Tnalibin – Syekh Muhammad Syato

Allah maha mengetahui atas segalanya.

KURIKULUM INABAH DAN PRAKTEK PEMBINAANNYA


Dalam proses pembinaan para Anak Bina di Pondok Remaja INABAH Pondok Pesantren Suryalaya ada tiga amalan pokok sebagai standar utama, yaitu : mandi taubat, sholat, dan dzikir dengan metode TQN yang dilaksanakan secara istiqomah dan berkelanjutan sehari semalam serta berbagai amalan penunjang lainnya, dengan rincian :

Kegiatan dimulai pada pukul.02.00 dini hari, dimana semua Anak Bina harus bangun dan langsung mandi taubat.
1. Sebelum Anak Bina itu mandi, dan masuk jamban atau kamar mandi, mereka harus berdoa sebagaimana tuntunan Hadist dengan do’a :
اللهم إنى أعوذ بك من الخبث والخبائث

Artinya : “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan laki-laki dan perempuan”

2. Setelah berada di jamban dan akan memulai mandi, Anak Bina membaca doa yang dipetik dari Al-Quran surat al-Mu’minun ayat 29 :

رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلًا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ
Artinya : “dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah Sebaik-baik yang memberi tempat."

3. Setelah mandi dan keluar dari jamban, dengan bimbingan Para Pembina mengucapkan doa yang diajarkan Rasulullah SAW:

الحمد لله الذى أذهب عنى الأذى وعا فنى , أشهد أن لا إله إلاالله وأشهد أن محمدا رسول الله

Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah melenyapkan penyakit dari dalam diriku dan telah memberiku sehat, aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasul Allah”

4. Selesai membaca doa diatas, maka Anak Bina melakukan shalat sunat Syukrul-Wudhu 2 rakaat dengan satu salam. Dilaksanakan setelah wudhu dengan niatnya :

أصلى سنة لشكرالوضوء ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat mengerjakan shalat Syukrul-Wudhu 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

5. Setelah melaksanakan shalat sunat Syukrul-Wudhu, dilanjutkan shalat sunat tahiyyatul-masjid apabila shalat di mesjid sebanyak 2 rakaat dengan niat :

أصلى سنة تحية المسجد ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat menunaikan shalat Tahiyyatul-Masjid 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”.

6. Setelah shalat Tahiyyatul-Masjid para anak Bina melaksanakan shalat sunat Taubat sebanyak 2 rakaat, niatnya :

أصلى سنة التوبة ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Taubat 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”.

7. Dilanjutkan dengan melaksanakan shalat sunat Tahajjud atau shalat malam, minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat 6 rakaat. Niatnya :

أصلى سنة التهجد ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Tahajjud 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

8. Setelah Tahajjud, lalu melaksanakan shalat sunat Tasbih 4 rakaat 2 salam dengan niat :

أصلى سنة التسبيح ركعتين لله تعالى الله أكبر


Artinya : “Aku niat shalat tasbih 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

Dinamakan shalat Tasbih karena setiap rakaatnya diperbanyak bacaan tasbih, yang bacaannya :

سبحان الله والحمدلله ولا إله إلا الله والله أكبر ولاحول ولاقوة إلابالله

Artinya : “Maha Suci Allah, semua pujian hanya kepada Allah, tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Agung, tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah Yang Maha Agung”

Pada setiap rakaat shalat Tasbih, bacaan tasbih diatas dibaca sebanyak 75 kali dengan rincian:
- Setelah fatihah dan surat, sambil berdiri membaca 15 kali
- Ketika ruku’ 10 kali
- Ketika I’tidal 10 kali
- Ketika sujud 10 kali
- Ketika duduk iftirasy (duduk antara dua sujud) 10 kali
- Ketika sujud kedua 10 kali
- Ketika bangun dari sujud kedua sebelum berdiri 10 kali

9. Setelah shalat Tasbih, lalu menunaikan shalat Witir sebanyak 11 rakaat atau 3 rakaat saja dengan 2 kali salam (shalat pertama 2 rakaat dan shalat kedua satu rakaat). Untuk niat Witir yang 2 rakaat:

أصلى سنة الوتر ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Witir 2 rakaat karena Allah, Allah Yang Maha Agung”

Untuk niat Witir yang satu rakaat:
أصلى سنة الوتر ركعة لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Witir 1 rakaat karena Allah, Allah Yang Maha Agung”

10. Selesai shalat Witir, dilanjutkan dengan dzikir sebanyak-banyaknya, baik dzikir jahar maupun khofi sampai datang waktu shubuh.

11. Ketika datang waktu shubuh, lalu melaksanakan shalat sunat qabla shubuh,niatnya:

أصلى سنة فبل السبح ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat qabla shubuh 2 rakaat karena Allah, Allah Yang Maha Agung”

12. Setelah shalat sunat qabla shubuh, lalu melaksanakan shalat sunat Li Daf’il-bala sebanyak 2 rakaat sekali salam dengan lafal niatnya:

أصلى سنة لدفع البلاء ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat lidaf’il bala 2 rakaat sunat karena Allah, Allah Maha Agung”

13. Selanjutnya melaksanakan shalat fardhu shubuh sebanyak 2 rakaat dan dilanjutkan dzikir jahar 165, tawassul, dan dzikir khofi. Niat shalat Shubuh:

أصلى فرض السبح ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Shubuh 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

14. Ketika matahari terbit sekitar pukul.06.00, melaksanakan shalat Isyraq sebanyak 2 rakaat, niatnya:

أصلى سنة الإشراك ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Isyraq 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

15. Dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Isti’adah sebanyak 2 rakaat, niatnya:

أصلى سنة الإستعادة ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Isti’adah 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”
16.
Lalu melaksanakan shalat Istikharah sebanyak 2 rakaat dengan niat:

أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Istikharah 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

17. Sekitar pukul.09.00 dilanjutkan dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 8 rakaat 4 kali salam atau sekurang- kurangnya 2 rakaat, niatnya:

أصلى سنة الضحى ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Dhuha 2 rakaat sunat karena Allah, Allah Maha Agung”

18. Dilanjutkan melaksanakan shalat Kifaratul-baul sebanyak 2 rakaat dengan niat::

أصلى سنة كفارة البول ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Kifaratul-baul 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

19. Ketika masuk waktu Dhuhur sekitar pukul 12.00 setelah Adzan, melaksanakan shalat qabla Dhuhur sebanyak 2 rakaat, dzikir jahar 165 kali, tawassul, dan khofi. Niat shalat qabla Dhuhur :

أصلى سنة قبل الظهر ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat qabla Dhuhur 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

20. Selesai shalat Qabla Dhuhur, dilanjutkan melaksanakan shalat Fardhu Dhuhur sebanyak 4 rakaat, niatnya:

أصلى فرض الظهر أربع ركعات لله تعالى الله أكبر


Artinya : “Aku niat shalat Dhuhur 4 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

21. Shalat ba’da Dhuhur sebanyak 2 rakaat, niatnya:

أصلى سنة بعدالظهر ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat ba’da Dhuhur 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”


22. Sekitar pukul 15.00 ketika masuk waktu Ashar, melaksanakan shalat sunat Qabla Ashar sebanyak 2 rakaat, niatnya:

أصلى سنة قبل العصر ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat Qabla Ashar karena Allah, Allah Maha Agung”

23. Dilanjutkan melaksanakan shalat Ashar sebanyak 4 rakaat dan dzikir jahar 165 kali, tawassul, dan khofi. Niat shalat Ashar:

أصلى فرض العصر أربع ركعات لله تعالى الله أكبر

24. Ketika masuk Maghrib sekitar pukul 18.00, melaksanakan shalat Qabla Maghrib sebanyak 2 rakaat, dengan niat :

أصلى سنة قبل المغرب ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat Qabla Maghrib 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

25. Seterusnya shalat fardhu Maghrib sebanyak 3 rakaat dan dzikir jahar 165 kali, tawassul, dn khofi. Adapun niat shalaf fardhu Maghrib adalah:

أصلى فرض المغرب ثلاث ركعات لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat fardhu Maghrib 3 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

26. Setelah sholat, melaksanakan dzikir dan dilanjutkan dengan Khotaman (sesuai dengan petunjuk Buku amaliah TQN) yang dipimpin Imam.Setelah selesai Khotaman dilanjutkan dengan melaksanakan beberapa shalat sunat yaitu:
27. Shalat sunat ba’da Maghrib sebanyak 2 rakaat dengan niat:

أصلى سنة بعدالمغرب ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat ba’da Maghrib 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

28. Setelah ba’da Maghrib, dilanjutkan dengan shalat Awwabin dengan niat:

أصلى سنة الأوبين ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat Awwabin 2 rakaat karena Allah. Allah Maha Agung”.

29. Lalu shalat sunat Taubat sebanyak 2 rakaat, niatnya :

أصلى سنة التوبة ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat Taubat 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”.

30. Shalat sunat birrul- wallidin sebanyak 2 rakaat dengan niat :

أصلى سنة برالوالدين ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat Birrul-Walidain 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

31. Shalat sunat Li Hifdhil-Iman sebanyak 2 rakaat dengan niat:

أصلى سنة لحفظ الإيمان ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat Li Hifdhil-Iman 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

32. Shalat sunat Li Syukrin-Ni’mah sebanyak 2 rakaat, niatnya :

أصلى سنة لشكر النعمة ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat Li Syukrin-Ni’mah 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

33. Apabila masuk waktu Isya sekitar pukul.19.00, adzan telah dikumandangkan, melaksanakan shalat sunat Qabla Isya sebanyak 2 rakaat, niatnya:

أصلى سنة قبل العشاء ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat Qabla Isya 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

34. Dilanjutkan dengan melaksanakan shalat fardhu Isya sebanyak 4 rakaat dengan niat:

أصلى فرض العشاء أربع ركعات لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat fardhu Isya 4 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

35. Dilanjutkan dengan shalat sunat ba’da Isya sebanyak 2 rakaat dan dzikir jahar 165 kali, tawassul, dan khofi. Adapun niat shalat sunat ba’da isya adalah:

أصلى سنة بعد العشاء ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat ba’da isya 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

Menjelang waktu tidur sekitar pukul.21.30, anak Bina mengambil wudhu dan melaksanakan beberapa shalat sunat, yaitu:
36. Shalat sunat Syukrul-Wudhu sebanyak 2 rakaat (niatnyasudah ditulis sebelumnya)
37. Shalat sunat Mutlaq sebanyak 2 rakaat dengan niat :

أصلى سنة المطلق ركعتين لله تعالى الله أكبر

Artinya : “Aku niat shalat sunat Mutlaq 2 rakaat karena Allah, Allah Maha Agung”

38. Shalat sunat Istikharah sebanyak 2 rakaat (niatnya sudah ditulis sebelumnya)


Disamping kegiatan yang berupa bersuci (thaharah), mandi, wudhu, shalat, dan dzikir, juga diberikan pelajaran dan praktek berbagai doa harian yang diambil dari petunjuk dan sunnah Rasulullah saw, seperti : doa sebelum masuk jamban, doa sesudah selesai dan keluar dari jamban, doa waktu mandi taubat, doa sebelum tidur, doa setelah bangun tidur, doa sebelum makan, doa setelah selesai makan, dan lainnya.

Dalam prakteknya Pondok Remaja Inabah melakukan tiga tahap, yaitu :
a.Tahap Pra Perawatan : Setelah calon Anak Bina dititipkan, Pembina akan mengamati gerak-gerik dan prilaku si calon serta mewawancarainya. Hal ini sebagai diagnosa awal, lalu selama tujuh hari dilakukan pengamatan khusus, dan biasanya dalam rentang waktu ini Pembina telah dapat menyimpulkan jenis dan katagori gangguan kejiwaannya. Kemudian calon yang dianggap telah siap ditalqin (diajarkan) dzikir, dihadapkan kepada Mursyid atau Wakil Talqin untuk menerima pengajaran dzikir TQN.
Apabila jenis gangguan kejiwaan calon Anak Bina masih ringan, seperti: suka berdusta, minum-minuman keras yang ringan dan malas sekolah, maka dalam waktu kurang dari tujuh hari biasanya sudah dapat ditalqin dzikir. Bahkan sudah mampu disentuh perasaannya oleh Pembina. Sehingga ia dapat menyadari akan kesalahan dan kekeliruannya dan segera memperbaiki diri atau bertaubat. Akan tetapi jika gangguan kejiwaannya agak berat atau pengaruh racun narkobanya sudah berat, maka perlu waktu sekurang-kurangnya tujuh hari bahkan lebih agar mampu disentuh perasaannya sebelum diberikan talqin dzikir, dan perawatannyapun sampai enam bulan atau lebih.
b. Tahap Perawatan : dalam tahap ini Anak Bina diajak melaksanakan seluruh kegiatan ibadah dari mulai bangun tidur (pukul.02.00 dini hari) sampai tidur kembali (pukul.21.30) seperti yang telah disebutkan dalam kurikulum Metode Terapi Inabah diatas.
c. Tahap Pasca Perawatan : Setelah dianggap memungkinkan keluar Inabah, Anak Bina tersebut sangat dianjurkan untuk selalu mengikuti amaliah ibadah seperti yang telah dilaksanakan di Inabah atau bergabung dengan lingkungan yang memungkinkan melaksanakan amaliah ibadah seperti yang telah dilaksanakan di Inabah. Tahapan ini sangat urgen sekali, mengingat Anak Bina tersebut ada kemungkinan akan bertemu kembali dengan kawan-kawan lamanya. Kalau tidak menjaga diri dan tidak meningkatkan kualitas iman dan ilmu agamanya, tidak mustahil akan terpengaruh lagi dan akan kembali ke habitat negatif sebelumnya. Untuk itu seorang Anak Bina yang sudah menjadi alumni Inabah, bukan berarti sudah selesai pembinaannya dan tidak perlu lagi melaksanakan amaliah ibadah seperti di Inabah.. Sebaliknya justru harus semakin meningkatkan kualitas ibadah dan keimanannya, dan kalau perlu menjauhi lingkungan atau kawan-kawan lamanya yang negatif agar tidak mudah terpengaruh kembali.


PROSES PENILAIAN ANAK BINA SELAMA PEMBINAAN DI INABAH


Penilaian anak bina di Inabah adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak dalam proses pembinaan. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil pembinaan anak bina selama dibina di Inabah. Dalam suatu sistem pendidikan atau pembinaan proses penilaian sangat penting sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kembali berbagai upaya dalam mencapai hasil yang diinginkan melalui berbagai tahapan yang sudah direncanakan secara baik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka penilaian proses pembinaan di Inabah adalah prinsip kebulatan atau menyeluruh, dimana penilai mampu membuat penilaian yang menyeluruh terhadap peserta anak bina, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor), serta perilaku yang berhubungan dengan motivasi atau penggeraknya (Konatif).
Keempat aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi atau penilaian pembinaan di Inabah. Dalam konteks evaluasi hasil pembinaan di Inabah, maka keempat ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi atau penilaian hasil pembinaan. Sasaran kegiatan penilaian atau evaluasi hasil pembinaan di Inabah ini adalah:
Psikis, yaitu berhubungan dengan psikis atau ruhani anak bina pasca pembinaan di Inabah yang mencakup:
Visi Ke depan
Prinsip
Komitmen
Penilaiannya difokuskan pada ;
Aktualisasi diri, yaitu bagaimana anak bina mengaktualisasikan dirinya dalam tingkah laku kesehariannya pasca pembinaan
Kontrol diri, yaitu sejauhmana anak bina mampu mengontrol diri dalam upaya aktualisasi dirinya pasca pembinaan
Membangun kepercayaan diri, yaitu sejauhmana anak bina mampu membangun kepercayaan dirinya setelah melewati proses pembinaan
Proses Perjuangan Menuju Perbaikan, yaitu adakah upaya yang dilakukan anak bina dalam memperbaiki dirinya,
Minat Belajar, yaitu adakah minat anak bina untuk melanjutkan belajar, baik formal atau non formal pasca pembinaan
Cara Pandang Ke masa depan, yaitu bagaimana anak bina memandang masa depannya pasca pembinaan.


Sosial, yaitu berhubungan dengan bagaimana anak bina bermasyarakat, meliputi :
Peka terhadap lingkungan.
Minat
Konsekwensi diri atau tanggung-jawab pribadi
Hidup dalam keteraturan
Penilaiannya terfokus pada:
Kepekaan , yaitu sejauhmana kepekaan anak bina terhadap orang lain atau lingkungan sekitar
Kesadaran , yaitu sejauhmana kesadaran anak bina dalam hidup bermasyarakat
Kepedulian, yaitu sejauhmana kepedulian anak bina terhadap orang lain atau lingkungan sekitar
Toleransi yaitu sejauhmana toleransi anak bina terhadap orang lain dalam bermasyarakat
Proses Komunikasi yaitu sejauhmana kemajuan anak bina dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam bermasyarakat
Tanggung Jawab yaitu sejauhmana rasa tanggung-jawab anak bina sebagai warga dalam bermasyarakat


Religisitas atau religiusitas, yaitu rasa keberagamaan anak bina yang mencakup:
Durasi atau rentang (Lamanya) waktu yang digunakan anak bina untuk ibadah
Frekwensi atau seberapa banyak ibadah yang dilakukan anak bina
Presistensi atau keistiqomahan anak bina dalam melakukan ibadah
Devosi atau Pengorbanan diri anak bina dalam rangka ibadah kepada Allah
Penilaian difokuskan pada aspek :
Teologis, yaitu aspek ketauhidan atau keimanan kepada Allah
Ritualitas, yaitu upaya yang dilaksanakan dalam merealisasikan keimanan dalam bentuk ibadah
Penghayatan, yaitu sejauhmana nilai lebih yang didapat dari realisasi ibadah anak bina dalam bentuk akhlakul karimah dalam hidupnya
Pengetahuan, yaitu aspek pengetahuan agama yang menunjang dalam melaksanakan agama islam
Konsekwensiolitas, yaitu sejauhmana tanggung-jawab dan konsekwensi dari keimanan anak bina dalam kehidupannya, baik berbentuk tingkah laku atau akhlaknya


Keilmuan atau aspek ilmu pengetahuan agama Islam yang didapat anak bina selama masa pembinaan di Inabah yang mencakup:
Pengalaman dalam mempelajari berbagai pengetahuan agama selama di Inabah
Keikutsertaan dalam belajar berbagai pengetahuan agama yang diberikan selama di Inabah
Perubahan yang didapat anak bina dalam segi pengetahuan agama selama di Inabah
Fokus penilaian adalah dalam :
Amaliah Utama meliputi:
Amaliah Mandi Taubat
Thaharah
Sholat – sholat Wajib/Fardu
Sholat – Sholat Sunat
Amaliah Dzikir
Tawasul dan Tahlil
Amaliah Khataman
Amaliah Manakiban
Amaliah penunjang yang meliputi;
Tauhid
Fiqih
Ahklaq Tasawuf
Baca Tulis Al-Qur’an
Do’a-Do’a Harian
Surat-surat Pendek ( Zuz-Amma)


Minat dan Bakat yang meliputi ;
1. Olah raga:
2. Seni dan lainnya.


Dengan diadakannya proses penilaian secara menyeluruh kepada para anak bina diharapkan mampu mengetahui sejauhmana kemaksimalan pembinaan di Inabah dan secara otomatis dapat disiasati berbagai kekurangannya demi perbaikan di masa mendatang.
Perbandingan keberhasilan pembinaan dapat direkap secara baik, ketika diawal anak masuk pembinaan sudah direkap bagaimana catatan awal anak bina masuk pembinaan. Catatan awal ini sangat penting guna mengetahui sejauhmana keberhasilan proses pembinaan di Inabah. Selain itu sudah pasti menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, baik adanya keluhan dari orang-tua anak bina pasca pembinaan atau mendeteksi sedini mungkin berbagai kemungkinan penyakit yang dibawa anak sebelum masuk pembinaan.
Selanjutnya berbagai keberhasilan atau kemajuan yang dialami anak bina pasca pembinaan di Inabah ditulis dengan baik dalam catatan anak bina sebelum meninggalkan tempat pembinaan. Hal ini bertujuan untuk memberikan panduan atau semacam arahan bagi keberlanjutan pembinaan anak bina pasca pembinaan, apalagi para orang-tua yang bertanggung-jawab secara langsung bagi pembinaan selanjutnya sangat memerlukan berbagai informasi tentang anaknya. Dengan harapan agar adanya kesinambungan pembinaan yang dilakukan setelah anak bina keluar dari tempat pembinaan di Inabah, baik bagi anak yang ingin melanjutkan sekolahnya ataupun yang ingin bekerja dan berumahtangga.
Dari hasil pantauan Bidang Inabah selama ini ternyata kesuksesan pembinaan pasca keluar dari Inabah berhubungan erat dengan sejauhmana proses pembinaan dengan metode Inabah ini terus dilaksanakan pasca pembinaan Inabah. Proses pembinaan di rumah atau di tempat lain di luar Inabah akan efektif dan berhasil guna selama anak bina tersebut istiqamah melaksanakan amaliah Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN) yang dipraktekkan di Inabah dalam kesehariannya, baik mandi malamnya, sholat-sholat sunat, dzikir, khotaman, maupun manakibannya. Semakin istiqamah seseorang mengamalkan TQN, maka semakin besar pula peluang untuk lebih baik di masa depannya. Sebaliknya jika amaliah TQN ini terputus, maka ada kemungkinan anak tersebut kembali kepada kebiasaan negative masa lalunya atau bahkan lebih rusak lagi, diakibatkan tidak adanya pembinaan berkelanjutan.


PENJELASAN ISTILAH
Psikis, yaitu berhubungan dengan psikis atau ruhani anak bina pasca pembinaan di Inabah yang mencakup:
Visi Ke depan, yaitu kemampuan untuk melihat inti persoalan dan cara pandang ke depan
Prinsip, yaitu pegangan kebenaran pokok yang menjadi dasar dalam bertindak
Komitmen, yaitu keterikatan dalam melakukan sesuatu
Penilaiannya difokuskan pada ;
Aktualisasi diri, yaitu bagaimana anak bina mengaktualisasikan dirinya dalam tingkah laku kesehariannya pasca pembinaan
Kontrol diri, yaitu sejauhmana anak bina mampu mengontrol diri dalam upaya aktualisasi dirinya pasca pembinaan
Membangun kepercayaan diri, yaitu sejauhmana anak bina mampu membangun kepercayaan dirinya setelah melewati proses pembinaan
Proses Perjuangan Menuju Perbaikan, yaitu adakah upaya yang dilakukan anak bina dalam memperbaiki dirinya,
Minat Belajar, yaitu adakah minat anak bina untuk melanjutkan belajar, baik formal atau non formal pasca pembinaan
Cara Pandang Ke masa depan, yaitu bagaimana anak bina memandang masa depannya pasca pembinaan.

Sosial, yaitu berhubungan dengan bagaimana anak bina bermasyarakat, meliputi :
Peka terhadap lingkungan.
Minatyaitu kecendrungan hati terhadap sesuatu
Konsekwensi diri adalah tanggung-jawab diri dalam melakukan sesuatu
Hidup dalam keteraturan
Penilaiannya terfokus pada:
Kepekaan , yaitu sejauhmana kepekaan anak bina terhadap orang lain atau lingkungan sekitar
Kesadaran , yaitu sejauhmana kesadaran anak bina dalam hidup bermasyarakat
Kepedulian, yaitu sejauhmana kepedulian anak bina terhadap orang lain atau lingkungan sekitar
Toleransi yaitu sejauhmana toleransi anak bina terhadap orang lain dalam bermasyarakat
Proses Komunikasi yaitu sejauhmana kemajuan anak bina dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam bermasyarakat
Tanggung Jawab yaitu sejauhmana rasa tanggung-jawab anak bina sebagai warga dalam bermasyarakat

Religisitas atau religiusitas, yaitu rasa keberagamaan anak bina yang mencakup:
Durasi atau rentang (Lamanya) waktu yang digunakan anak bina untuk ibadah
Frekwensi atau seberapa banyak ibadah yang dilakukan anak bina
Presistensi atau keistiqomahan anak bina dalam melakukan ibadah
Devosi atau Pengorbanan diri anak bina dalam rangka ibadah kepada Allah
Penilaian difokuskan pada aspek :
Teologis, yaitu aspek ketauhidan atau keimanan kepada Allah
Ritualitas, yaitu upaya yang dilaksanakan dalam merealisasikan keimanan dalam bentuk ibadah
Penghayatan, yaitu sejauhmana nilai lebih yang didapat dari realisasi ibadah anak bina dalam bentuk akhlakul karimah dalam hidupnya
Pengetahuan, yaitu aspek pengetahuan agama yang menunjang dalam melaksanakan agama islam
Konsekwensiolitas, yaitu sejauhmana tanggung-jawab dan konsekwensi dari keimanan anak bina dalam kehidupannya, baik berbentuk tingkah laku atau akhlaknya

Keilmuan atau aspek ilmu pengetahuan agama Islam yang didapat anak bina selama masa pembinaan di Inabah yang mencakup:
Pengalaman dalam mempelajari berbagai pengetahuan agama selama di Inabah
Keikutsertaan dalam belajar berbagai pengetahuan agama yang diberikan selama di Inabah
Perubahan yang didapat anak bina dalam segi pengetahuan agama selama di Inabah
Fokus penilaian adalah dalam :
Amaliah Utama meliputi:
Amaliah Mandi Taubat (mandi pada awal pagi hari sekitar pukul.02.00 dengan niat bertaubat)
Thaharah (bersuci baik dari hadats maupun najis)
Sholat – sholat Wajib/Fardu
Sholat – Sholat Sunat
Amaliah Dzikir (dengan metode khusus Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah)
Tawasul dan Tahlil
Amaliah Khataman (amalan khusus bagi ikhwan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah)
Amaliah Manakiban(amalan khusus bagi ikhwan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah)

Amaliah penunjang yang meliputi;
Tauhid
Fiqih
Ahklaq Tasawuf
Baca Tulis Al-Qur’an
Do’a-Do’a Harian
Surat-surat Pendek ( Zuz-Amma)

Minat dan Bakat yang meliputi ;
1) Olah raga:
2) Seni dan lainnya.

Sumber :
Al-qur'an & As-sunnah

SHALAT SUNAT KAFFAROTUL BAULI

Sholat Sunat Kaffarotul Bauli adalah Sholat Sunat yang dilaksanakan setelahnya kita melaksanakan sholat sunat dhuha dan diperuntukan melebur dosa dari kencing, setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca Al-Kautsar tujuh kali. Sholat ini juga merupakan sholat yang menyelamatkan manusia dari siksa kubur.

Sebagaimana Nabi bersabda :

"Bersucilah kamu sekalian dari air kencing, sebab kebanyakan siksa kubur itu diakibatkan dari kecerobohan air kencing ".




Pustaka : Kitab Sirrul Asror, Fasal 21, Aurod Kholwat

SHOLAT SUNAT ISTIKHOROH

Shalat Istikhoroh adalah shalat sunah untuk memohon petunjuk kepada Allah ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua hal atau lebih yang belum dapat ditentukan, karena terkadang apa yang terlihat oleh manusia itu baik tetapi menurut pandangan Allah buruk, sebaliknya menurut pandangan manusia buruk tetapi sesunguhnya menurut Allah baik.Hanya Allah yang maha tahu dan yang menentukan segala urusan manusia.Dengan beristikharah berarti memohon petunjuk yang lebih baik.Sabda Nabi:"Tidak akan kecewa bagi yang melaksanakan istikharah dan tidak akan menyesal bagi orang yang suka bermusyawarah dan tidak ada kekurangan bagi orang yang suka berhemat"(HR.Thabrani).

Cara Melaksakan Istikhoroh :

Shalat Istikharah tidak mempunyai waktu tertentu, asal dilaksanakan tidak pada waktu yang dilarang sebagaimana diatas.Dilaksanakan secara Munfarid (tidak berjamaah) dua rokaat dan dapat diulangi pada waktu yang lain sampai mendapat petunjuk dari Allah melalui mimpi, petunjuk hati yang kuat atau petunjuk dari orang yang shalih.Semua shalat sunah dapat dijadikan istikharah, seperti; shalat sunah Rawatib, Tahiyyatul masjid, shalat Tahajjud dan sebagainya berdasarkan hadits riwayat Bukhari.Sabda Nabi saw:"Apabila diantara kamu ada yang belum jelas tentang sesuatu maka hendaklah engkau shalat dua rakaat selain shalat yang wajib".

  • Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram
  • "Aku niat shalat sunah Istikharah karena Allah"
  • Membaca doa Iftitah
  • Membaca surat al Fatihah
  • Membaca satu surat didalam al quran.Afdhalnya, rakaat pertama membaca surat al Kafirun dan rakaat kedua membaca surat al Ikhlas. (dilain riwayat ada yang mengkhususkan tiap raka'atnya ayat qursi 1x al-ikhlas 7x)
  • Ruku' sambil membaca Tasbih tiga kali.
  • I'tidal sambil membaca bacaannya
  • Sujud yang pertama dan membaca Tasbih tiga kali
  • Duduk antara dua sujud dan membaca bacaannya
  • Sujud yang kedua dan membaca Tasbih tiga kali.
  • Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.
Selesai shalat Istikharah bacalah zikir yang mudah dan berdoa utarakan masalah yang akan dipilih, kemudian mohon petunjuk Allah untuk menentukan yang lebih baik.

atau bisa juga dengan membaca sholawat kepada Rasulullah Muhammad saw. Setelah itu, berdoa dengan doa berikut ini:

اللَّهُمَّ إِنيِّ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ, وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ, وَأَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِي فيِ دِيْنيِ وَمَعَاشيِ وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ ليِ وَيَسِّرْهُ ليِ، ثُمَّ بَارِكْ ليِ فِيْهِ. وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ ليِ فيِ دِيْنيِ وَمَعَاشيِ وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنيِّ وَاصْرِفْنيِ عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِيَ اْلخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنيِ بِهِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepa-da-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha-agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kua-sa. Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahui dan Eng-kau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (di sini, orang yang mem-punyai hajat hendaknya menyebutkan persoalannya) adalah baik untuk agamaku, kehidupanku, dan akibatnya terhadap diriku, di dunia atau akhirat, maka taqdirkanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini berbahaya bagiku dalam agama, kehidupanku dan akibatnya terhadap diriku, maka jauhkanlah persoalan tersebut dariku dan jauhkanlah aku darinya, taqdirkan kebaikan untukku di mana pun ia berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku” (HR. al-Bukhari)


Berbagai sumber :


SHOLAT SUNAT DHUHA

Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik ( kira-kira jam 9.00 ). Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah,

Berdasarkan hadits Nabi : " Allah berfirman : Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang ( Shalat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya " ( HR.Hakim dan Thabrani ).

Cara Melaksakan Shalat Dhuha :

Shalat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid ( tidak berjamaah ), caranya sebagai berikut:

  • Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram
  • "Aku niat shalat sunah Dhuha karena Allah"
  • Membaca doa Iftitah
  • Membaca surat al Fatihah
  • Membaca satu surat didalam Alquran.Afdholnya rakaat pertama surat Asysyams dan rakaat kedua surat Allail
  • Ruku' dan membaca tasbih tiga kali
  • I'tidal dan membaca bacaannya
  • Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
  • Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
  • Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
  • Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.

Sumber :
http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/sholat_dhuha.html

SHOLAT SUNAT ISTI'ADAH

بسم الله الرحمن الرحيم


Dikutif dari sebagian Ahli Fudlola, Ulama ilmunya tinggi, tersirat bahwa musibah yang turun di setiap tahun dari Lauhil-Mahfud ke langit dunia adalah pada malam rabu akhir bulan shafar, agar terlindung dari musibah tersebut segeralah berdo'a atau bersedekah, untuk memohon perlindungan.


وَمِنْهُ صَلاَةُ الإِسْتِعاَذَةِ وَهِيَ رَكْعَتاَنِ بَعْدَ صَلاَةِ الضُّحَى يَنْوِي بِهِماَ سُنَّةَ الاِسْتِعاَذَةِ يَقْصِدُ بِهِماَ أَنَّ اللهَ يُعِيْذُهُ مِنْ شَرِّ يَوْمِهِ وَلَيْلَتِهِ يَقْرَأُ فيِ الأُوْلىَ بَعْدَ الفاَتِحَةِ سُوْرَةَ الفَلَقِ وَفيِ الثَّانِيَّةِ بَعْدَ الفاَتِحَةِ سُوْرَةَ النَّاسِ ثُمَّ يَدْعُوْ بِدُعاَءِ الاِسْتِعاَذَةِ


Artinya :
Diantara shalat sunnah ialah shalat Isti’adzah artinya shalat memohon perlindungan, dua raka’at setelah shalat dluha, dengan niat shalat sunnah Isti’adzah, dengan tujuan agar Allah melindunginya dari kejahatan di waktu siang dan malam. Raka’at pertama setelah Fatihah membaca Al-Falaq 1 kali, dan Raka’at kedua setelah Fatihah membaca An-Nas 1 kali. Do’a setelah shalatnya :

Niat shalat Sunnah Isti’adzah 2 raka’at ;

أُصَلِّى سُنَّةَ الإِسْتِعاَذَةَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ القِبْلَةِ أَداَءً ِللهِ تَعاَلىَ

“Saya niat shalat sunnah Isti’adzah dua raka’at menghadap kiblat, tunai karena Allah”

Kemudian membaca do’a berikut :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحيِمْ ِالحَمْدُ ِللهِ رَبِّ العاَلَمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِيِّ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ أَللَّـهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ خَلِيْلٍ ماَكِرٍ عَيْناَهُ تَرْياَنِيْ وَقَلْبُهُ يَرْعاَنِيْ إِنْ رَأَىْ حَسَنَةً دَفَنَهاَ وَإِنْ رَأَىْ سَيِّئَةً أَذاَعَهاَ , أَللَّـهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ ساَعَةِ السُّوْءِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ صاَحِبِ السُّوْءِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ جاَرِ السُّوْءِ فيِ داَرِ المَقاَمِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Artinya :
Dengan menyebut nama Allah Yang maha Pengasih dan penyayang, Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Semoga Allah limpahkan rahmat dan salam kepada penghulu kita Nabi Muhammad yang Ummi (tidak bisa membaca dan menulis) juga kepada keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari makhkuk jahat yang berbuat jahat, matanya menatap iri kepadaku, juga hatinya dengki kepadaku, apabila melihat kebaikan aku, ia memendamnya, apabila melihat keburukan aku ia menyebarkannya. Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari haru yang buruk, aku berlindung kepada-Mu dari malam yang buruk pula. Aku berlindung kepada-Mu dari waktu yang buruk, Aku berlindung kepada-Mu dari kawan yang jahat, Aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jahat, di tempat aku tinggal. Semoga Allah limpahkan rahmat dan salam kepada penghulu kita Nabi Muhammad juga kepada keluarga dan para sahabatnya, amien.

Pustaka : Kitab Nihahatuzzen, Syekh Nawawi Al-Bantani hal. 67 dan hal 107.

ASAL USUL SHOLAT

Sholat Subuh

Sholat subuh dua raka’at nabinya Nabi Adam a.s. Ketika Nabi Adam ditunkan ke dunia adalah diwaktu malam. Ia dan Siti Hawa tidak diturunkan di satu tempat yang sama. Siti Hawa di Jiddah, sedangkan Nabi Adam di bukit Ruhun di pulai Sailan atau kini dinamakan Sailandra.

Setelah terbit matahari, Nabi Adam a.s. sujud syukur dua kali sujud ke hadirat Allah. Itulah sebabnya sholat subuh dua raka’at mengingati akan Nabi Adam a.s. sebagai orang yang pertama sujud di muka bumi. Maka disunahkan sholat Isyroq dua rakaat.

Satu kali sujud, karena telah hilang rasa takutnya sebab gelapnya malam dan satu kali sujud lagi karena syukur lantaran datangnya waktu siang.

Sholat Zuhur

Sholat zuhur empat raka’at ada hubungannya dengan peristiwa kurban zaman Nabi Ibrahim. Empat kali sujud dilakukan oleh Nabi Ibrahim dikarenakan, pertama, sujud pertama menyatakan syukur ke hadirat Allah, karena ia dan puteranya Ismail mampu menyelesaikan tugas berat dari Allah. Kedua, syukur atas ke hadirat Allah karena beliau tidak terperdaya oleh bujukan syetan. Ketiga, syukur ke hadirat Allah karena Ismail adalah putera yang sabar dan ia selamat tanpa luka apapun. Keempat, kurban itu kemudian diganti dengan seekor kibas.

Sholat Ashar

Sholat ashar ada hubungannya dengan sejarah Nabi Yunus a.s. Ketika Nabi Yunus berada di dalam perut ikan yang dapat dilakukannya hanyalah pasrah. Pada saat itu malaikat Jibril mengajarkan beliau mengucap zikrullah: “Laa ilaaha anta subhaanaka innii kuntu minazh zhoolimiin.” Artinya: “Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Maha suci Engkau, sesungguhnya aku daripada orang yang zhalim.”

Sujud pertama meyatakan syukur ke hadirat Allah atas karunia beliau sudah terlepas dari kegelapan pikiran sehingga beliau mendapat musibah ditelan ikan besar. Sujud kedua menyatakan syukur ke hadirat Allah sudah terlepas dari bahaya maut terkubur dalam perut ikan. Sujud ketiga menyatakan syukur ke hadirat Allah atas karunia-Nya sudah keluar dari dalam laut yang dalam. Sujud keempat menyatakan syukur ke hadirat Allah atas karunia yang mengerakkan seekor kambing betina memberi minum air susunya tiap hari sehingga kekuatan tubuhnya pulih kembali.

Sholat Maghrib

Sholat maghrib ada hubungannya dengan peristiwa Nabi Isa. Sujud pertama adalah ungkapan syukur ke hadirat Allah yang telah menyelamatkan ibunya dari tuduhan yang tidak benar, karena kemu’jizatan beliau. Sujud kedua, syukur kehadirat Allah yang telah menyelamatkan ibunya dari penganiayaan orang yahudi. Sujud ketiga adalah syukur ke hadirat Allah yang telah menyelamatkan dirinya dari penghianatan muridnya yang akan menangkapnya untuk diserahkan kepada raja Herodes dan akan dijatuhkan hukuman mati di palang kayu salib.

Di saat itu adalah waktu maghrib, beliau sujud tiga kali dan kemudian diangkat ke langit oleh Malaikat Jibril.

Sholat Isya

Sholat Isya ada hubungannya dengan riwayat Nabi Musa a.s. Sujud pertama sebagai ungkapan syukur karena Allah menyelamatkan beliau dari kejaran fir;aun. Sujud kedua sebagai ungkapan syukur karena Allah telah menolong beliau selama dalam perantauan di Madyan sampai beliau beristri puteri Nabi Syu’aib, selamat tidak kurang satu apapun. Sujud ketiga, sebagai ungkapan syukur kerena Allah telah memilih beliau sebagai nabi untuk menyelamatkan Bani Israil dari tindasan Fir’aun. Sujud keempat, sebagai ungkapan syukur karena Allah telah menerima permohonan beliau kakaknya Harun diangkat pula menjadi nabi.

Dari BERBAGAI SUMBER

Selasa, 28 Februari 2012

KHUSUS BUAT IKHWAN TQN

INSYAALLOH sangat membantu Latifah dalam setiap detakan jantung kita tuk selalu Dzikrulloh

SANGAT BERMANFAAT, SANGAT DIBUTUHKAN, SANGAT DINGINKAN

Silahkan Download filenya dengan cara klik kanan mouse, trus pilih save link as di sini , ketika keluar jendela save file, filenya berextensi .pdf (khofi1.pdf), sebelum disave, ".pdf " diganti dulu dengan ".rar ", jadi hasil filenya seperti ini (khofi1.rar), setelah beres didownload baru di extract !

atau ketika didownload belum sempat dirubah extensifilenya, tidak apa-apa ketika beres download filenya berextensi .pdf (khofi1.pdf), sebelum dibuka, ".pdf " diganti dulu dengan ".rar ", jadi hasil filenya seperti ini (khofi1.rar), setelah itu baru di extract !

Kalau Minta Pasword, coba masukan kalimat dzikir khofi yang telah ditalqinkan !!!

InsyaAlloh tidak bisa terbuka kalau belum talqin, kecuali orang-orang yang terpilih